Sejarah Islam di Cina
Cina: Islam Oleh Sa’ad bin Abi Waqqas
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh
Hallo sahabat blogger apa
kabarnya hari ini, tentunya sehat selalu kan. Cina, merupakan negeri yang
sangat banyak pengaruh di bumi ini, mulai dari kekayaan ilmunya, beladiri,
politik, sejarah, dan masih banyak lagi. Oke sobat bahasan kali ini yaitu
tentang sejarah Islam di Cina.
Cina adalah satu negeri yang
sudah dikenal sebagai khazanah kekayaan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, begitu kata petuah Arab. Jauh sebelum
ajaran Islam diturunkan Allah SWT.
bangsa Cina memang telah mencapai peradaban yang amat tinggi. Tak bisa dipungkiri
bahwa umat Islam juga banyak menyerap
ilmu pengetahuan serta peradaban dari negeri ini. Beberapa contohnya yaitu,
ilmu ketabiban, kertas, serta bubuk mesiu. Kehebatan dan tingginya peradapan
masyarakat Cina ternyata sudah terdengar di negeri Arab sebelum 500 M. Sejak
itu, para saudagar dan pelaut dari Arab membina hubungan dagang dengan ‘Middle
Kingdom’ yang menjadi julukan untuk Cina. Untuk bosa berkongsi dengan Cina,
para saudagar Arab dengan gagh berani mengarungi ganasnya samudera. Mereka
angkat layar dari Basra di Telum Arab dan kota Siraf di Teluk Persia menuju
lautan Samudera Hindia. Sebelum sampai ke darat Cina, para pelaut dan saudagar
Arab melintasi Srilanka dan mengarahkan kapalnya ke Selat Malaka. Setelah itu, mereka berlego jangar di pelabuhan Guangzhou
atau orang Arab menyebutnya Khanfu. Guanzhou merupakan pusat perdagangan
dan pelabuhan tertua di Cina. Sejak itu banyak orang Arab yang menetap di Cina.
Ketika Islam sudah berkembang dan Rasulullah SAW. mendirikan pemerintahan di
Madinah, di seberang lautan Cina tengah memasuki periode penyatuan dan
pertahanan. Menurut catatan sejarah awal Cina, Tiongkok pun sudah mengetahui
adanya agama Islam di Timur Tengah. Mereka menyebut pemerintahan Rasulullah
SAW. sebagai Al-Madinah. Orang Cina mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao yang berarti
‘agama yang murni’. Masyarakat Tiongkok menyebut Mekah sebagai tempat kelahiran
‘Buddha ma-hia-wu’ (Nabi Muhammad SAW.). Terdapat beberapa versi hikayat
tentang awal mula Islam bersemi di dataran Cina.
Versi pertama menyebutkan,
ajaran Islam pertama kali tiba di Cina dibawa para sahabat Rasul yang hijrah ke
Al-Habasha; Abyssinia (Ethiopia). Sahabat Nabi hijrah ke Ethiopia untuk
menghindari kemarahan dan amuk masa kaum Quraish jahiliyah. Mereka di antara
lain; Ruqayyah, anak perempuan Nabi; Usman bin Affan, suami Ruqayyah; Sa’ad bin
Abi Waqqas, paman Rasulullah SAW. dan sejumlah sahabat lainnya. Para sahabat
yang hijrah ke Ethiopia itu mendapat perlindungan dari Raja Atsmaha Negus di
kota Axum. Banyak sahabat yang memilih menetap dan tak kembali ke tanah Arab.
Konon, mereka inilah yang kemudian berlayar dan tiba di daratan Cina pada saat
dinasti Sui berkuasa (581 M- 618 M).
Sumber lainnya menyebutkan,
ajaran Islam pertama kali tiba di Cina
ketika Sa’ad Abi Waqqas dan tiga sahabatnya berlayar ke Cina dari Ethiopia pada
tahun 616 M. Setelah sampai di Cina Sa’ad kemabali ke Arab dan 21 tahun
kemudian kembali lagi ke Guangzhou dengan membawa kitab suci Al-Quran.
Ada pula yang menyebutkan,
ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M, kurang lebih 20 tahun
setelah Rasulullah SAW. tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bi Affan yang
menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran illahi ke daratan Cina.
Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M. Kuburannya dikenal
sebagai Gey’s Mazar. Utusan Khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar
Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar pun lalu memerintahkan pembangunan Masjid
Huaisheng atau masjid Memorialdi Canton, masjid menjadi masjid pertama yang
berdiri di daratan Cina. Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah
mencapai masa keemasan dan mejadi
cosmopolitan budaya. Sehingga, dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal
oleh masyarakat Tiongkok. Pada awalnya, pemeluk agama Islam terbanyak di Cina adalah
para saudagar dari Arab dan Persia. Orang Cina yang pertama kali memeluk Islam
adalah suku Hui Chi. Sejak saat itu, pemeluk Islam di Cina kian bertambah banyak. Ketika Dinasti
Song bertahta, umat Islam telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan,
pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat
oleh orang muslim. Pada tahun 1070 M, Kaisar Shenzong dari Dinasti Song
mengundang 5.300 pria muslim dari Bukhara untuk tinggal di Cina. Tujuannya
untuk membangun zona penyangga antara Cina dengan Kekaisaran Liao di wilayah
Timur Laut. Orang Bukhara itu lalu menetap di antara Kaifeng dan Yenching
(Beijing). Mereka dipimpin Pangeran Amir Sayyid alias So-Fei Er. Dia bergelar
bapak komunitas muslim di Cina. Ketika Dinasti Mongol Yuan (1274 M – 1368 M)
berkuasa, jumlah pemeluk Islam di Cina semakin besar. Mongol, sebagai minoritas
di Cina, member kesempatan kepada imigran Muslim untuk naik status menjadi Cina
Han. Sehingga pengaruh umat Islam di Cina semakin kuta. Ratusan ribu imigran
muslim direkrut Dinasti Mongol untuk membantu perluasan wilayah dan pengaruh
kekaisaran. Bangsa Mongol menggunakan jasa orang Persia, Arab dan Uyghur untuk
mengurus pajak dan keuangan. Pada waktu itu banyak muslim yang memimpin
korporasi di awal periode Dinasti Yuan. Para sarjana Muslim mengkaji astronomi
dan menyusun kalender. Selain itu, para arsitek muslim juga membantu mendesain
ibukota Dinasti Yuan, Khanbaliq. Pada masi kekuasan Dinasti Ming, Muslim masih
memiliki pengaruh yang kuat di lingkaran pemerintahan. Pendiri Dinasti Ming,
Zhu Yuanzhang adalah jenderal Muslim terkemuka, termasuk Lan Yu Who.
Pada 1388, Lan memimpin
pasukan Dinasti Ming mendudukkan Mongolia. Tak lama setelah itu muncun
Laksamana Cheng Ho – seorang pelaut muslim andal. Saat Dinasti Ming berkuasa,
imigran dari negara-negara muslim mulaai dilarang dan dibatasi. Cina pun
berubah menjadi negara yang mengisolasi diri. Muslim di Cina pun mulai
menggunakan dialek bahasa Cina. Arsitektur masjid pun mulai mengikuti tradisi
Cina. Hubungan antara muslim dengan
penguasa Cina mulai memburuk sejak Dinasti Qing (1644-1911) berkuasa. Tak cuma
dengan penguasa, relasi musling dengan masyarakat Cina lainnya menjadi makin
sulit. Dinasti Qing melarang berbagai kegiatan keislaman. Menyembelih hewan
qurban pada setiap Idul Adha dilarang. Umat Islam tak boleh lagi membangun
masjid. Bahkan, penguasa dari Dinasti Qing juga tak membolehkan umat Islam
menunaikan rukun Islam kelima yaitu menunaikan haji ke Tanah Suci Mekah. Taktik
adu domba pun diterapkan penguasa untuk memecah belah umat Islam yang terdiri
dari bangsa Han, Tibet dan Mongol. Akibatnya ketiga suku penganut Islam itu
saling bermusuhan. Tindakan represif Dinasti Qing itu memicu pemberontak
Panthay yang di terjadi di provinsi Yunan dari 1855 M hingga 1873 M.
Setelah jatuhnya Dinasting
Qing, Sun Yat Sen akhirnya mendirikan Republik Cina. Rakuat Han, Hui (Muslim,
Meng (Mongol) dan Tsang (Tibet) berada di bawah Republik Cina. Pada 1911,
provinsi Qinhai, Gansu dan Ningxia berada dalam dalam kekuasaan Muslim yakni
keluarga Ma. Kondisi umat Islam di Cina makin memburuk ketika terjadi revolusi
budaya.
Pemerintah mulai mengendorkan
kebijakannya kepada muslim pada 1978. Kini Islam kembali menggeliat di Cina.
Hal itu ditandai dengan banyaknya masjid serta aktivitas Muslim antar etnis di Cina.
Itulah sedikit penjelasan
tentang sejara Islam di China, semoga bisa sedikit pengetahuan sobat. Terimah
kasih telah berkunjung, kunjungi juga artikel lainnya di blog sihat jok.
Akhir kata.
Wassalam.
Sejarah Islam di Cina
Reviewed by Ciboper Per
on
Maret 24, 2020
Rating: